Halaman

Sabtu, 01 Agustus 2020

skenario moderat pasca agresi covid-19


skenario moderat pasca agresi covid-19

Seperytinya, pasang surut pergerakkan politik lokal, politik bomgkar pasang nusantara tak lepas dari pasal diuntungkan oleh keadaan vs obyek peruntungan pihak ketiga. Modus multipartai ternyata tak ada kaitan dengan jiwa nasionalisme sesuai demokrasi Pancasila. Demokrasi seolah tergantung pada niat baik kawanan politisi yang sedang naik daun.

Multipartai tidak identik dengan kemajemukkan bangsa. Padahal bangsa ini yakin dengan filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Sejarah memberi bukti dan fakta bahwasanya ramuan mental nasakom berlapis dan berkelanjutan secara konstitusional. Realitas kehidupan ideologi Pancasila sarat perbedaan dalam memahami kepentingan antar pihak. Bangsa ini paham dengan tekanan politik global lewat kaki tangan.

Pengalaman hidup bersama bentukan tekanan politik, menjadikan bangsa ini kebal menghadapi agresi covid-19. Hanya saja jika ada pihak menjala di air keruh. Plus memperkeruh suasana. Bagian dari skenario gembala penyesat bangsa. Menyatu dengan aksi atheisme nasional.

Periode presiden keenam RI, terbentuklah praktik oposisi setengah hati, opsisi setengah badan. Lanjut dengan wujudan koalisi berbasis kompromi, konsesus, konflik terselubung. Tepatnya bagi-bagi kursi sesuai asas sepakat tidak sepakat, semangat kompradorisme zaman penjajahan Belanda.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar