Halaman

Selasa, 09 Maret 2021

usai saring lumpur got kering, langsung

usai saring lumpur got kering, langsung

Pekerjaan rumah bagi pengangguran karena usia seolah tidak ada habisnya. Pandai-pandai baca pratanda alam. Keruk lumpur got tak sebatas di depan rumah saja. Hanya saja, dionggok di depan rumah agar tak menzalimi lingkungan. Itupun masih dapat bonus omelan, gerutuan tetangga karena bikin got mampet. Idealnya, dikeruk got depan satu blok. Beda peduli atau ada rumah kosong.

 Pekerjaan “kerja kotor” keruk lumpur butuh pengalaman plus pengamalan. Anak muda merasa gengsi untuk baru pegang sekop, cangkul. Terlebih posisi anggota badan seperti jongkok, bongkok bikin diri langsung kapok. Bukan sekedar kagok.

 Ilmu tentang pergotan bagian dari infrastruktur pematusan, drainase. Juga bukan. Sekedar tampung limpah, limbah air rumah tangga. Saluran drainase skala lingkungan lebih mengikuti struktur alam. Tata letak bangunan mempertimbangan daerah tangkapan air, resapan air, dsb.

 Kembali ke judul. Cerdas wawasan lingkungan dengn asumi cuaca terang membantu proses pengeringan lumpur. Memanfaatkan anomali musim hujan. Terik matahari dengan hujan dadakan, suka-suka kuasa-Nya. Pasca sholat subuh di masjid, lanjut aksi keruk lumpur got secara mandiri. Hindari ujar sirik tanda bau lumpur. Spekulasi 2x24 jam lumpur siap angkat dan angkut. 

Bakda ashar hari kedua, sesuai harapan. Terjadilah kejadian sesuai judul. Lumpur sisa ayakan pakai saringan cendol, ditampung. Masih bisa proses ulang hingga sampai butiran tanah terakhir. Untuk siap menjadi media tanam, masih perlu dioplos. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar