nusantara takon dasar negara
Piagam perjuangan perpolitikan sebuah bentukan partai politik, tepat sarat administrasi bak daftar belanja lima tahun ke depan. Atas kehendak sejarah, maka piagam dimaksud menjadi haluan politik. Stir kiri atau pakai stir kanan, sesuai spesifikasi tingkat kandungan komponen lokal kendaraan politik. Umur teknis tergantung daya biaya politik. Kapasitas penumpang berkorelasi dengan sistem pengkaderan selama masa bakti kepengurusan.
Trapsila, tata krama, sopan santun atau pasal budi luhur warisan leluhur. Tidak menjadi pedomn, acuan. Ajaran dan ujaran politik dalam kemasan partai politik menjadi agama dunia. Di pihak bawah sadarnya, silau dengan kemilau atau yang serba di atasnya. Dalam ukuran duniawi. Jadi sungkan dengan bangsa lain yang tampak banyak populasinya. Siapa tahu bisa diajak kongsi. Atau bagi hasil urus urusan dalam negeri atau dapur sendiri.
Di NKRI, apa saja bisa terjadi. Partai politik mampu menjadikan siapa saja menjadi apa saja. Sisi lain membuktikan bahw yang sudah terjadi – macam tindak pidana politik makar – bisa dihapus sehingga menjadi tak pernah terjadi. Kehidupan berbangsa dan bernegara tidak bisa diskenario secara matematis. Banyak faktor “X” yang gentayangan. Herannya, masih ada pihak yang mengandalkan asas sebab akibat, gugon tuhon, petungan dino becik, tanggal ganjil-genap, serta simbol mistis nan misterius. Tak jarang pihak formal yang berburuk sangka pada bayangannya sendiri.
Agar lalu lintas politik
dalam negeri di bawah satu kendali mutu, ditetapkan diterapkan aturan
ganjil-genap. Artinya, anak bangsa yang berwatak ganjil, agak aneh atau
agak-agak, bisa diberdayakan secara formal. Menjadi fungsional. Sedangkan
sisanya, yang sudah agak genap, bisa dijadikan anggota yang siap bela yang
bayar. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar