banyak tanya lebih beradab ketimbang
Kilas balik ke judul olah kata “kepancasilaan seseorang, tanya ke tetangga dan atau cek pelayat’, tayang 12/21/2018 5:43 PM. Untuk mendongkrak kredibilitas, popularitas, elektabilitas cikal bakal pancasilais. Perlu dukungan pernyataan tertulis dari pihak tertentu. Sistem sampel di wilayah atau lumbung suara sesuai peta politik. Beda dengan pola survei tanpa survei pada lembaga survey berbayar. Lunas di muka. Asasnya, satu barang satu harga.
Metode tanya jawab memang belum diakomodir, disiratkan liwat UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Padahal atau hal-hal pada dasarnya kemampuan serap anak didik bukan pada bisa menjawab pertanyaan saat utul (ujian tulis). Komunikasi aktif antara pendidik dengan peserta didik dimungkinkan liwat tanya-jawab. Esensi pendidikan tatap muka bukan hubungan antara pihak yang bicara dengang pihak yang mendengarkan.
Metode tanya-jawab memang sesuai bunyi Pasal 1 butir 20 UU 20/2003:
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Proses interaksi berawal dari pertanyaan seorang pendidik secara umum. Untuk mengecek serapan ilmu dan status pemahaman ajaran hari sebelumnya. Praktik muzakarah, mengulangi pelajaran secara bersama-sama. Atau ditujukan kepada person peserta didik. Sebaliknya, justru layak dijadikan budaya peserta didik berani bertanya. Maksudnya diskusi untuk lebih meyakinkan diri atas hal baru menurut persepsi diri.
Pentingnya metode tanya-jawab, proses interaksi aktif ini didasarkan pada sabda Rasulullah saw berikut ini:
Dari Ibnu Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Ilmu itu laksana lemari (yang tertutup rapat), dan sebagai anak kunci pembukanya adalah pertanyaan. Oleh karena itu, bertanyalah kalian, karena sesungguhnya dalam tanya jawab akan diberi pahala empat macam, yaitu penanya, orang yang berilmu, pendengar dan orang yang mencintai mereka.” (Diriwayatkan oleh Abu Mu’aim)
Kendati fungsi pendidikan nasional bukan untuk mencetak manusia pandai atau menghapus sisa-sisa orang bodoh. Ternyata lebih ke “membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” (cuplik comot bebas Pasal 3 UU 20/2003).
Sebagai penutup, tetapi bukan pengkahir. Simak dari Jabir R.A, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya obat kebodohan itu tak lain adalah bertanya.” (HR Abu Daud).
Bentukan muzakarah, mengarah ke dialog, diskusi, debat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar