Halaman

Senin, 01 Maret 2021

dengan miras oplosan nusantara berpancasila

dengan miras oplosan nusantara berpancasila

 Mentlitas korban peneguk miras oplosan maupun minol, yang masih bugar pun, seolah tahu diri. Tak menuntut si penjual maupun si peracik. Sigap menerima kondisi politik kebangsaan dengan nasib diri. Mau aksi apa lagi. Dianggap sengaja memabukkan diri agar bebas pasal hukum negara.

 Indonesia tidak bisa duduk sama rendah, berdiri sama tegak tinggi dengan negara lain, bahkan di kawasan ASEAN. Kreativitas anak bangsa pribumi, dengan dalih ketahanan pangan, maka aksi meramu, meracik, merakit minuman keras pelipur lara. Rakyat jadi korban langsung miras oplosan, dan tidak ada kapoknya. Namanya sudah meninggal, pasti tak akan mengulang perbuatannya. Seleksi alam memilah plus memilih generasi tangguh.

 Modus koalisi parpol malah semakin beringas, ganas, saling libas dan menjadi-jadi. Pengaruh kandungan senyawa kimiawi berhala reformasi 3K (kuasa, kuat, kaya) menjadikan melayang dan pilih tanding. Merasa di atas angin. 

Sejarah penjajahan berulang. Meninabobokan rakyat dengan minuman setan, bagian integral modus politik “mo limo”. Agar lupa akan niatan untuk merdeka. Lebih enak di bawah tindasan visi dan misi penjajah bangsa Belanda. Sekarang agar rakyat lupa pilpres 2024. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar