berdiri pakai kaki sendiri, duduk beda tinggi kursi
Anatomi, postur, kerangka tubuh manusia bertimbal balik dengan nasib diri atau bagaimana kasta kedudukan secara kasat mata. Perimbangan dengan bahasa tubuh saat ybs sedang tidak sibuk duduk manis di bangku cadangan. Produktivitas seorang manusia nusantara justru pada saat duduk. Otak berjalan jelajah dunia. Ujung jari tangan sigap melahirkan kalimat.
Alat kelengkapan duduk dan alat perlindungan tempat duduk, malah membuat pengguna aktif termanja-manja. Persaingan diri secara internal untuk menjaga stabilitas, keseimbangan duduk dengan berdiri dirumuskan pakai bahasa dan kamus politik. Daya tahan berkedudukan tampak pasal pemaksaan sejak dini.
Ketahanan ideologi anak bangsa pribumi memang serba anti (anti gores, anti licin, anti slip, anti lengket, anti bocor, anti sadap) maupun sarat saling silang. Secara waktu aktif, masuk kategori tidak tahan lama. Masih ada yang betah betah-betahan, lama-lama tahan lama. Sistem rékrutmen berlaku, berjalan internal. Cari yang paling menguntungkan dan mendatangkan keuntungan.
Vitalitas penyesuaian diri secara berkedirian anak bangsa pribumi menjadi modal harian untuk laga di sembarang tempat. Hiruk-pikuk tahun politik tak beda jauh dengan hingar-bingar musim kucing kawin. Di mana saja, kapan saja. Karena praktik 24 jam. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar