Halaman

Minggu, 14 Maret 2021

isané gur mangan turu

 isané gur mangan turu

Nasib seseorang tak seindah kata ahlinya. Bahkan ybs tidak tahu nasibnya mau diapakan, mau dikemanakan. Kalau sudah nasib diri, hidup ini tak akan jauh-jauh. Besuk juga sampai dengan sendirinya. Tidak perlu diforsir, dikarbit, malah mentah dalam dan atau busuk luar. Katalisator, akselerasi, faktor peubah selaku daya pacu dan picu percepatan nasib.

 Ungkapan “masa kecil kurang bahagia” berlaku kapan saja, bagi aiapa saja. Tidak pandang bulu ybs terpandang atau sebaliknya. Kejadian yang terjadi, begitu memasuki usia dengan kategori bukan anak kecil, ybs berlaku bak macam anak kecil. Diperparah dengan julukan anak mami. Tepat ujar di bawah ketiak orang tua. Mau duduk empuk, bak tinggal taruh pantat tanpa keringat. Merasa martabat tergugat, jangan salahkan rakyat.

 Sejak dahulu kala seperti itu-itu saja. Dunia yang dikenalnya cuma itu-itu saja. Kaki kanan mengajak ke kebaikan. Tapi kaki kiri sudah punya tujuan sesuai program yang bukan miliknya. Mau tak mau ujar bebas yang menyembur dari perut, sesuai isi perut. Beda tipis dengan sengatan kentut berkemandirian.

 Bak bujang lapuk yang tak pernah jelajah dapur. Tapi mahir menilai olah kuliner orang lain. Lidah cakap berkata tanpa proses hati, makanya tak berhati-hati setiap meluncurkan ujaran lisan. Angan-angan yang melintas, langsung menjadi bahan baku berpancasila. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar