tidak pernah selesai urusan dengan diri sendiri
Puas diri, beda cerita jika terkait dengan rasa syukur. Menyangkut rasa puas, bersifat universal sesuai skala martabat manusia. Skala harian, kadar puas diri manusia bersifat berkediriannya. Ukuran bisa tiap jam berubah tanpa info sepihak. Diseret masuk ke pasal HAM, bebas menyeret kasus watak diri.
Guyon waton maton wong Jawa: “lara weteng bisa ditambani, lara watek dienteni nganti mati”. Ungkapan itu bermakna 'sakit perut dapat disembuhkan, tetapi kalau wataknya yang sakit, sembuhnya tunggu kalau ybs sudah mati'.
Kendati ybs mati berkali-kali. Belum pernah terpancar roman wajah, terbersit raut muka rasa puas diri. Lega trik nafas kalah pamor dengan gerutuan pernasiban, peruntungan antar waktu. Mirip pasar bursa efek berjangka.
Puas diri berkorelasi positif dengan kinerja, prestasi, potensi diri, profesionalisme. Berharap terima rezeki bak dapat durian runtuh. Walau runtuh bersama pohonnya, semakin tak puas diri. Radar hati, daya endus tanggap dengan gaya tangan terbuka. Ramah investor, jika masuk kelas penyelenggara negara. Rasa puas diri bisa diwariskan ke anak cucu. Menjadi PR besar trah silsilah politik tak akan selesai. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar