mitigasi bencana politik nusantara, solidaritas plus soliditas akar rumput
Secara konotatif dan kontekstual, judul jelas cerdas tanpa batas kelas. Bermakna ganda campuran., oplosan atau gado-gado. Lidah anak bangsa wangsa nusantara teruji aneka olah dapur tradisional. Mata, hidung, telinga terkontaminasi berita sensasi kuliner kelas global. Air putih atau air minum sumber mata air desa tersaji dalam kemasan bernilai jual di tangan pemulung sampai hidangan “tan panama”.
Tersirat adanya bentukan sekalian wujudan kesetiakawanan. Bisa juga jadian hasil ikatan perkawinan silang antar etnis. Jangan dilupakan bahwasanya kata, lema ‘setia’ subversi, subvarian bahasa domestik nusantara, tetap bersifat dénotatif. Simak kamus dan bahasa politik, yang mana menjadi kontroversial pemahaman ‘setia’. Adab berpancasila menandaskan, wujudan setia bukan bersifat formal, bergaya seremonial.
Terlebih rasa setia akibat ikatan kontrak politik. Hirarkie dua arah, manusia politik dengan manusia ekonomi, terdapat titik temu (baca: titik silang sebidang) sesuai perspektif mata burung. Suasana kebumian, tapi tidak masuk kategori perspektif mata cacing, sinergitas keduanya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar