Halaman

Rabu, 03 Maret 2021

dégénerasi génerasi nusantara vs skala prioritas investasi miras

 dégénerasi génerasi nusantara vs skala prioritas investasi miras

Bagaimanapun bunyi pasal hukum potensi merugikan negara. Sedemikian aktual, faktual, legal sehingga penyelenggara negara semua komponen lokal  tidak mau rugi sendiri. Khususnya kawanan dan atau oknum yang bergerak liwat bidang garap, daerah operasi, usaha jasa partai politik. Kontrak politik menjadi kalkulasi dan stimulus sistem bagi hasil. Efektivitas anggaran demokrasi, biaya politik dan modal politik antar kepentingan.

 Bincang tentang génerasi nusantara, tanpa batas umur. Mau sebutan anak bau kencur, ingusan hingga sampai wong bau tanah, bangkotan. Jalan tengah simak bonus demografi plus protokol wujudan generasi emas nusantar 2045. Konsep ringan sampai rumusan pewaris masa depan kelas internasional siap tayang. Paritas antar wangsa tidak terasa. Bak rambu-rambu lalu lintas atau gaya serapan budaya lintas batas.

 Génerasi  yang terbentuk di lingkungan gang senggol nyaris mirip tipikal dengan yang hasil pola asah-asih-asuh kawasan gedongan. Ironis binti miris, generasi tak kenal keringat sendiri, gampang raih gengsi dan nikmat dunia. Panggung kehidupan sekedar manggung, mentas ala kadar sebelum kembali ke pangkuan-Nya. Berbaik sangka atas potensi diri. Pandai mematut diri. Merasa layak bersandiwara tanpa babak.

 Nusantara kesohor karena ramah kebijakan dan kepentingan internasional. Selaku negara besar karena faktor populasi penduduk. Punya tanduk, taji, nyali plus lidah. Rakyat tersandera oleh “atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota”. Belum titik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar