Halaman

Minggu, 27 Oktober 2019

tukar posisi dengan bayangan diri di cermin


tukar posisi dengan bayangan diri di cermin

Konten dari judul seolah masuk wilayah absurditas (n kemustahilan; hal yang bukan-bukan). Sejalan manusia yang berproses, proses diri berperadaban sekaligus berpacu paralel, beriringan dengan laju waktu yang pasti.

Di luar radar manusia. ada pihak lain yang mampu melangkah jauh. Membuat lompatan besar. Membuat terobosan, keluar dari pakem atau hal rutinitas, monoton, berulang. Membuat barisan sendiri – semacam manusia politik dan atau manusia ekonomi membentuk sebuah partai politik lokal – ikut arus kuat. Menunggu angin baik.

Sisanya, sebagian besar ketinggalan kereta api. Kehabisan tiket pesawat antar pulau. Masuk daftar tunggu dengan pola tahun lahir ganjil-genap. Faktor serba-U, seleksi alam. Walau tak ada hubungan diplomatis dengan batas usia bonus demografi. Kuat bayar, pilah pilih paket istimewa.

Kementalan anak bangsa pribumi nusantara. Bentukan zaman. Masih saja lebih dari banyak pihak yang merasa nyaman menjadi pendèrèk dan sejenisnya. Memposisikan dirinya di balik ketiak sing mbaurekso. Pengikut setia sesuai  bayaran. Loyalis total karena merasa telah diuwongké, dimanusiakan oleh penguasa. Cita-cita dapat kursi tiban.

Akhirnya, bingung menatap ujung hidung sendiri. Kata hati mau berkaca, bercermin ke tengkuk sendiri. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar