tukar posisi dengan bayangan diri di cermin
Konten dari judul seolah
masuk wilayah absurditas (n kemustahilan; hal yang bukan-bukan).
Sejalan manusia yang berproses, proses diri berperadaban sekaligus berpacu paralel,
beriringan dengan laju waktu yang pasti.
Di luar radar manusia. ada
pihak lain yang mampu melangkah jauh. Membuat lompatan besar. Membuat
terobosan, keluar dari pakem atau hal rutinitas, monoton, berulang. Membuat barisan
sendiri – semacam manusia politik dan atau manusia ekonomi membentuk sebuah
partai politik lokal – ikut arus kuat. Menunggu angin baik.
Sisanya, sebagian besar
ketinggalan kereta api. Kehabisan tiket pesawat antar pulau. Masuk daftar
tunggu dengan pola tahun lahir ganjil-genap. Faktor serba-U, seleksi alam. Walau
tak ada hubungan diplomatis dengan batas usia bonus demografi. Kuat bayar, pilah
pilih paket istimewa.
Kementalan anak bangsa
pribumi nusantara. Bentukan zaman. Masih saja lebih dari banyak pihak yang
merasa nyaman menjadi pendèrèk dan sejenisnya. Memposisikan dirinya di balik ketiak sing mbaurekso. Pengikut setia sesuai bayaran. Loyalis total karena merasa telah diuwongké, dimanusiakan oleh penguasa. Cita-cita dapat kursi
tiban.
Akhirnya, bingung menatap
ujung hidung sendiri. Kata hati mau berkaca, bercermin ke tengkuk sendiri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar