cuci gudang politik
nusantara, semi koalisi vs koalisi semu
Pura-pura mau
tahu apa itu sistem politik. Saudara dekat praktik demokrasi. Saudara seayah
dengan pendidik politik. Agar terlihat agak sedikit tahu, dekati dengan pola
tata niaga. Dari hulu hingga ke hilir, simak bagaiman kisah suksesnya. Padahal,
dalam hati mengakui apa adanya. Bahwasanya, bahkan praktik Pancasila,
tergantung jurus yang dipakai pihak penguasa.
Orang lupa
dengan penerapan, perwujudan wilayah adat politik nusantara. Melek politik anak
bangsa pribumi, masih beranjak dari pola nasakom Orde Lama. Anak cucu
ideologisnya masih bercokol secara terbuka. Riwayat kebangsaan tentang rasa
nasionalisme tak identik dengan pergerakan politik.
Namanya
politik, pakai jurus apa saja, dihalalkan. Pakai motif manapun, sah-sah saja.
Singkat kata.
Tontonan anyar terbarukan di panggung syahwat politik nusantara. Politisi sipil
tiarap di tengah duel bebas antar kawanan serdadu. Rekam jejak penguasaan
teritorial, sistem komando, wawasan nusantara, bela negara maupun daya jelajah
sebagai menu harian. Menjadikan militer sigap 24 jam.
Penyakit bisnis
militer plus APBN 2020 bhayangkara masuk 3 besar, bukan jaminan untuk fokus
pada tugas dan fungsinya. Larangan untuk tidak masuk partai politik, malah
dapat angin surga dari penguasa. Wewenang sistem hankamnas, menjadikan mereka
penentu nasib politik nusantara.
Karakter dasar
negara berkembang, tampak pada kawanan politisi sipil merasa berklas di bawah
tempurung zonasi nusantara. Pembibitan dari bawah, mulai dari nol. Mirip menyusun
timnas bal-balan. Terhibur karena ada laga sesuai kelompok umur. Pelipur lara
jika didaulat sebagai tuan rumah ajang non-nasional.
Rakyat berharap,
semoga stok lama, pemain lama sudah saatnya masuk kotak. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar