#NKRI kawalNusa, garis zigzag vs garis singgung
Ilmu garis-menggaris, pakai atau tak
pakai garisan. Liwat satu titik, bisa dibuat aneka garisan. Garis lurus
mengilhami bentuk jari-jari, garis tengah. Jika liwat dua titik, apakah di satu
bisang horizontal atau tidak, masih bisa dibuat aneka garis lurus, lengkung dan
kombinasinya.
Sifat garis memang luwes, dinamis. Di
bidang datar, benang ruwet tampak nyeni. Beda dengan
hasil rekam getaran, gempa bumi atau seismograf yang menunjukkan kekuatan, lama,
arah, dan jaraknya.
Struktur pemerintah nusantara tampak
bak piramida atau segtiga. Dari jauh gagahnya bak gunung. Kokoh. Beda dengan
taman yang dari jauh tampak hanya segerombolan daun, sewarna.
Jarak pandang tertentu. Piramida kekuasaan
nusantara berimpit dengan piramida transparan tetapi terbalik poisisinya. Bahkan
posiisnya lebih tinggi. Arinya secara hukum, dejure atau jaréné, yang
namanya kepala mesti, pasti satu. Semisal kepala pemerintahan, kepala negara.
Ketua umum pedukung penguasa merasa
sejajar dengan kepala negara yang bukan ketua umum partai. Bahkan merasa lebih
tinggi. Terlebih bentukan parpol yang mendapat kursi terbanyak di parlemen. Merasa
sebagai RI-0,5.
Akhirnya, kepekaan sepasang telinga
penguasa, bekerja independen. Gerakan bawah tanah tak luput dari incaran dan
bidikan. Padahal, daya keropos datangnya dari dalam. Bak karat menggerogoti. Hukum
politik. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar