Halaman

Selasa, 29 Oktober 2019

dinamika tulen Islam nusantara, sumpah pemuda vs olok-olok politik


dinamika tulen Islam nusantara, sumpah pemuda vs olok-olok politik

Merasa sebagai penikmat manusia merdeka. Bebas tanpa batas jarak dan beda waktu. Peninggalan penjajah oleh bangsa lain, menjadikan dirinya penjajah bangsa sendiri. Merasa unggul dengan melihat ke bawah. Merasa sebagai loyalis total, pendèrèk panguwasa akibat sering melihat ke atas.

Merasa cerdas tanpa bercermin diri. Pasang wajah sangar, garang-garing. Konsisten dengan istilah yang dipakai. Tanpa proses hati. Yang seharusnya sebagai kentut malah terucap dengan gagah.

Di bawah tempurung reformasi, sibuk gali lubang tutup lubang peradaban. Mematut diri agak tampak berklas. Buruk muka diimbangi dengan mulut sanggup berujar apapun. Jari tangan sigap menulis isi hati. Membuktikan kadar diri sebagai manusia buangan. Tak merasa bersalah karena yakin diri sebagai manusia bebal. Hukum tak berlaku. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar