dinamika tulen Islam
nusantara, sumpah pemuda vs olok-olok politik
Merasa
sebagai penikmat manusia merdeka. Bebas tanpa batas jarak dan beda waktu. Peninggalan
penjajah oleh bangsa lain, menjadikan dirinya penjajah bangsa sendiri. Merasa unggul
dengan melihat ke bawah. Merasa sebagai loyalis total, pendèrèk panguwasa
akibat sering melihat ke atas.
Merasa cerdas
tanpa bercermin diri. Pasang wajah sangar, garang-garing. Konsisten dengan
istilah yang dipakai. Tanpa proses hati. Yang seharusnya sebagai kentut malah
terucap dengan gagah.
Di bawah
tempurung reformasi, sibuk gali lubang tutup lubang peradaban. Mematut diri
agak tampak berklas. Buruk muka diimbangi dengan mulut sanggup berujar apapun. Jari
tangan sigap menulis isi hati. Membuktikan kadar diri sebagai manusia buangan. Tak
merasa bersalah karena yakin diri sebagai manusia bebal. Hukum tak berlaku. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar