dari Wamena ke wamen
Beda
artikulasi, maka tak ada benang merah antara lema ‘Wamena’ dengan lema ‘wamen’.
Masalah ilmu bunyi utawa fonologi. Pakai ilmu politik, bisa nyambung. Persamaan tersamar,
tinggal cari enak dan mantapnya saja. Masuk pasal yang tak beda jauh.
Substansial menjelaskan
hukum sebab-akibat. Lebih masuk akal lagi, pakai skenario politik semi-global. Kotak
suara tak terdistribuskan karena faktor X, namun ada hasil rekap. Ini politik
bung. Pakai hukum rimba. Awak media bisa kalah jurus.
Di depan mata
ibu kota negara, apa saja bisa terjadi. Terlebih di ibu kota negara. Kian jauh,
pasal apa pun bisa ditempuh. BBM satu harga. Tarif prostitusi dalam jaringan
berlaku lokal kawasan. Di luar radius pelayanan, ongkos kirim ditanggung
pengguna jasa.
Harga barang impor,
malah lebih terjangkau ketimbang barang antar pulau. Tol laut kian menjadikan
HAM di pulau Papua bisa disubstitusi dengan pemerataan distribusi dan pemberian
bagi-bagi kursi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar