Halaman

Senin, 07 Oktober 2019

idiotologi dan inferioritas kawanan loyalis penguasa

idiotologi dan inferioritas  kawanan loyalis penguasa

Bukan diangkat dari kisah nyata. Tapi sudah menjadi rahasia umum. Legenda nusantara yang melegenda. Kebetulan hanya bisa terjadi pada negara. Bukan pada lamanya sudah merdeka dari penjajahan bangsa lain. Bukan karena presiden masih dalam hitungan jari kanan plus jari kiri.

Faktor penentu justru pada adab pemilih yang susah ditarik benang merahnya. Tapi masuk kuadran yang sama. Saking berjubelnya, kuadran dimaksud berlapis. Sesuai warna politik pemilih.  Ketergantungan pada produk unggulan teknologi informasi dan komunikasi.

Penyandang gelar akademis yang lebih panjang daripada nama diri, sama saja. Apalagi satu almamater dengan penguasa rezim politik. Tak ada batas umur atau rekam jejak sebagai pemilih. Diyakini, pilihan bukan karena daya politik pemilih, apalagi yang dipilih. Atas asas hitung jumlah benik.

Pasal akseptabilitas, popularitas, elektabilitas, kapabilitas bisa disimak sekilas lintas. Nyaris tak ada pengaruhnya. Biaya politik yang secara resmi susah dideteksi. Jika peraih kursi yang mau tak mau wajib keluar biaya dalam hitungan Rp M. Demokrasi nusantara memang mahal.

Saking tak terhitungnya biaya politik, ongkos perkara praktik demokrasi, wajar jika nyawa rakyat tak ada harganya. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar