Halaman

Jumat, 11 Oktober 2019

Hilangnya Kebaikan


Hilangnya Kebaikan

Pertama, dikarenakan munculnya kebaikan yang lebih atraktif, mudah dicerna, berlaku umum sekaligus mendongkrak gengsi penggunanya. Bisa juga akibat kuatnya lawan kebaikan. Secara formal menjadi menu harian berbangsa dan bernegara. Aklamasi, mayoritas, dominasi penggguna menjadikan nilai kebaikan menjadi samar, semu, bias. Kebaikan menjadi pilihan. Kebaikan substansial ini tak ada timbangan amalnya. Berbuat baik karena merasa untuk mendapat kebaikan lain.

Kedua, dari segi periwayatan, kebaikan (kata benda abstrak) dimaksud muncul sebagai efek kemajuan peradaban di bidang teknologi. Akhirnya manusia dan atau orang, secara sadar dan terencana, menjadi budak teknologi. Karena kebaikan atau manfaat dari produk teknologi tidak mengakar pada iman, bertumpu pada keyakinan atau mampu melihat sejatinya. Berbuat baik sekedar syarat administrasi. Kebaikan hanya sebatas pemanfaatan. Kebaikan prosedural ini mampu menghilangkan kebaikan hakiki.

Jadi . . . . . [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar