Halaman

Rabu, 23 Oktober 2019

Hidup Tergantung Kenangan Masa Depan


Hidup Tergantung Kenangan Masa Depan

Dikisahkan, bahwa  manusia dan atau orang dengan rentang usia produktif (15–64 tahun) akan lebih banyak ketimbang usia non-produktif <15 tahun dan >64 tahun. Manusia dan atau orang produktif menjadi “pemilik” bonus demografi nusantara hingga tahun 2035.

Babakan kisah menyebutkan pe-umur rentang 20–35 tahun, kuat-kuatnya makan.  Guna mengimbangi energi saat pada  puncak produktivitas, kreativitas, kinerja, prestasi. Diyakini mereka dari golongan pelajar, mahasiswa, pegawai, pekerja, karyawan, wiraswasta, usahawan maupun masyarakat umum.

Sadar pun belum tentu menyadari bahwasanya momok bonus demografi. Pasal yang tak pernah usang, perlu disimak ulang.

Pertama. Akal oleh penguasaan, pemilik, pengguna, pemanfaat untuk menyimpan data dan informasi. Menambah kapasitas daya ingat, memori, rekaman terkait IQ. Kian cemerlang diimbangi dengan Q-Q yang lain. Bukti gelar akademis atau gelar kehormatan.

Kedua. Réligiusitas seseorang yang menjadi sisi lain derajat keilmuan. Meyakini setelah kehidupan sementara di dunia. Sejak dalam kandungan sudah diperkenalkan dengan rintisan jalan kembali ke Sang Maha Pencipta. Langkah kaki sejalan edaran waktu. Meraih masa depan yang akan menjadi hak kita.

Padahal. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar