Halaman

Senin, 07 Oktober 2019

dilema kawanan loyalis penguasa, daya proletar vs gaya barbar

dilema kawanan loyalis penguasa, daya proletar vs gaya barbar

Cuplikan kisah dari zaman pra-batu. Kalau ada nama tempat, lokasi, area yang menggunakan nama ‘batu’, bukan bukti. Apalagi sebutan ‘baturaden’ obyek wisata. Gabungan kata ‘batur’ + ‘raden’. Sisi lain, sebagai simbol hubungan patron-client relationship. Mengacu babad tanah Jawa, disebut relasi personal antara kawula-gusti.

Naik bahasan, relasi di atas memakai bahasa politik keraton Jawa disebut sebagai manunggaling kawula gusti. Rekonstruksi filsafat Jawa menghasilkan paham bahwa Zoetmulder memahami filsafat Manunggaling Kawula Gusti sebagai suatu tempat atau keadaan. Hal ini berbeda dengan filsafat Pamoring Kawula Gusti yang dipahami sebagai sebuah proses.

Relasi horizontal antar  pribumi, bangsa, etnis nusantara sedemikiannya. Lebur dengan laju adab berbangsa, bernegara.

Smith 2003: 15 membedakan bangsa dan etnis sebagai berikut: bangsa sebagai suatu komunitas manusia yang memiliki nama, yang mempunyai kesamaan historic territory serta memiliki memori sejarah dan mitos publik yang sama, budaya publik bersama, perekonomian tunggal dan hak serta kewajiban bersama bagi semua anggotanya. Sedangkan etnis adalah suatu unit populasi manusia yang memiliki nama memiliki mitos leluhur bersama kenangan bersama, satu atau beberapa budaya bersama, mempunyai hubungan dengan historic territory dan solidaritas tertentu, paling tidak diantara elit-elitnya.  

Berkat ramuan ajaib revolusi mental. Kadar nikmat dunia menjadikan ‘batur + raden’ menjadi inspirasi judul. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar