dilema kawanan loyalis penguasa, daya proletar vs gaya barbar
Cuplikan kisah dari zaman
pra-batu. Kalau ada nama tempat, lokasi, area yang menggunakan nama ‘batu’,
bukan bukti. Apalagi sebutan ‘baturaden’ obyek wisata. Gabungan kata ‘batur’ + ‘raden’.
Sisi lain, sebagai simbol hubungan patron-client relationship. Mengacu babad tanah Jawa, disebut relasi personal antara kawula-gusti.
Naik bahasan, relasi di
atas memakai bahasa politik keraton Jawa disebut sebagai manunggaling kawula gusti. Rekonstruksi filsafat Jawa
menghasilkan paham bahwa Zoetmulder memahami filsafat Manunggaling Kawula Gusti sebagai suatu tempat atau keadaan.
Hal ini berbeda dengan filsafat Pamoring Kawula Gusti yang dipahami sebagai sebuah proses.
Relasi horizontal
antar pribumi, bangsa, etnis nusantara
sedemikiannya. Lebur dengan laju adab berbangsa, bernegara.
Smith 2003: 15 membedakan bangsa dan etnis sebagai
berikut: bangsa sebagai suatu komunitas manusia yang memiliki nama, yang
mempunyai kesamaan historic territory serta memiliki memori sejarah dan
mitos publik yang sama, budaya publik bersama, perekonomian tunggal dan hak
serta kewajiban bersama bagi semua anggotanya. Sedangkan etnis adalah suatu
unit populasi manusia yang memiliki nama memiliki mitos leluhur bersama
kenangan bersama, satu atau beberapa budaya bersama, mempunyai hubungan dengan historic
territory dan solidaritas tertentu, paling tidak diantara elit-elitnya.
Berkat ramuan ajaib
revolusi mental. Kadar nikmat dunia menjadikan ‘batur + raden’ menjadi
inspirasi judul. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar