Islam nusantara vs Islam kejawen
Aneka kiat membuktikan
sunah bahwa lelaki ahli masjid. Fenomena umum pada saat Ramadhan. Ke masjid
usai sarat isi perut, akibat buka puasa bak balas dendam. Bukan untuk tegakkan
sholat isya’. Lebih ke pasal tarawih.
Persiapan sambut hari
raya Idul Fitri 1 Syawal. Busana plus atribut islami serba baru. Lipatan masih
jelas di sajadah. Pilih lokasi strategis. Tak pakai hakikat keutamaan shaft
nomor satu, terdepan. Datang awal bertujuan pilik lokasi nyaman.
Bagaimana dengan sholat
fardhu lima waktu. Tak elok disajikan, HAM. Hal sholat jum’at, tergantung
aktivitas, kesibukan ybs. Tepatnya, yang penting bisa sholat dua roka’at. Soal khotbah,
toh standar.
Menu harian. Busana harian,
kerja atau pakaian dinas rumah, beda untuk ke masjid. Ada yang kontradiktif. Di
rumah pakai celana pendek tampak lutut. Bangga sambil jalan keliling kompleks
dengan gaya bak pejabat.
Alenia pas di atas,
menjadikan emak-emak nek. Tentu, kalau ybs paham batas kemaluan lelaki, tak akan
berhal demikian. Ini baru soal busana. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar