Halaman

Rabu, 16 Oktober 2019

daya tahan politik nusantara, pil pahit vs pil setan


daya tahan politik nusantara, pil pahit vs pil setan

PR besar penguasa periode kedua, jangan sampai jejak sejarah ke depan, terkena sanksi moral.  Babak final dengan peresmian ibukota baru. Semua pihak dipenuhi ambisi dan syahwat politiknya. Bagi oknum dari koalisi parpol pro-penguasa kian dimanja, menjadi anak emas, bukan sekedar anak emak.

Bagi-bagi kursi untuk meringankan sanksi adab politik nusantara. Jaga rasa pihak lawan politik. Peta politik bak bom waktu. Siapa mau ke mana. Siapa mau suka berbuat semau gue. Siapa pesan kapling ‘tanah impian’ paling dalam.

Politisi sipil sudah ‘diamankan’ sejak argo politik ybs berdetak melaju. Pihak jaga bangsa maupun kawal nusa, sudah diberi mainan yang menyibukkan. Aturan main bermasyarakat sedemikan rinci dan ketat. Tak ada peluang tempat dan waktu bagi pihak yang mau BAB sembarangan.

Ketika tanah jadi kuping negara. Jangan meludah asas bebas aktif. kelamaan nongkrong di warung rakyat, bisa-bisa terkena pasal kendali mutu. Berani-beraninya menawar HET di pasar tradisional, terkena sanksi sentimen asal-usul barang.

Membawa sajam tanpa surat izin, langsung bernasib apes. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar