daya tahan politik nusantara, pil pahit vs pil setan
PR besar penguasa periode kedua,
jangan sampai jejak sejarah ke depan, terkena sanksi moral. Babak final
dengan peresmian ibukota baru. Semua pihak dipenuhi ambisi dan syahwat
politiknya. Bagi oknum dari koalisi parpol pro-penguasa kian dimanja, menjadi
anak emas, bukan sekedar anak emak.
Bagi-bagi kursi untuk
meringankan sanksi adab politik nusantara. Jaga rasa pihak lawan politik. Peta politik
bak bom waktu. Siapa mau ke mana. Siapa mau suka berbuat semau gue. Siapa pesan
kapling ‘tanah impian’ paling dalam.
Politisi sipil sudah ‘diamankan’
sejak argo politik ybs berdetak melaju. Pihak jaga bangsa maupun kawal nusa,
sudah diberi mainan yang menyibukkan. Aturan main bermasyarakat sedemikan rinci
dan ketat. Tak ada peluang tempat dan waktu bagi pihak yang mau BAB sembarangan.
Ketika tanah jadi kuping
negara. Jangan meludah asas bebas aktif. kelamaan nongkrong di warung rakyat,
bisa-bisa terkena pasal kendali mutu. Berani-beraninya menawar HET di pasar tradisional, terkena sanksi sentimen
asal-usul barang.
Membawa sajam tanpa
surat izin, langsung bernasib apes. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar