duo koalisi+oposisi vs
trio tirani
Bukan ujaran tertulis bebas. Disadur bebas dari kondisi
nyata di negara entah berantah. Buku sejarah dunia sedikit memberikan catatan
resmi. NKRI pernah dikenal dengan koalisi partai politik dengan format nasakom.
Negara lain, jelas beda. Yang mana dimana, jika militer masuk pemerintahan. Muncul
diktaktor sampai pemerintahan terbawah.
Format “militer pegang negara” sepertinya terjadi di
negara-negara pra-berkembang. Batas antar negara berupa daratan. Seolah dari
suku bangsa dari sumber yang sama. Menyebar dan berbaur dengan suku pribumi. Kejadiannya
berlangsung hitungan abad.
Bak perang saudara besar. Harta karun menjadi incaran
negara maju. Jangan sampai mereka pandai. Politik adu domba menjadi lumrah. Sebagian
merasa aman di bawah kendali bangsa lain. Bak kepala dilepas, ekor terikat
perjanjian.
Kudeta menjadi agenda tak resmi. Kepala negara boneka
jika tak loyal, bisa jadi sasaran kudeta oleh dalang yang sama. Kepala negara
yang tak menjalankan skenario awal, langsung bergeser dengan cara apapun.
Dewan keamanan pangan dunia, secara periodik memetakan kawasan,
negara yang rawan kudeta. Atau bahasa awamnya,
selain dejure pemerintah, akan muncul
pemerintah defacto. Macam pemerintah
bayangan. Gejala ini muncul di negara yang gemar berkembang dengan dalih, dalil
bagaimanapun.
Ikhwal tersebut di atas, bisa muncul jika akibat pilkara
(pemilihan kepala negara), menjadikan pemilih terbelah. Jika muncul pasangan
03, siapa pun, dipastikan. Akumulasi dilema nusantara masuk babak penentuan. Gaya
‘nasakom’ kalah garang. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar