syahwat politik nusantara, pendèrèk panguwasa vs penjaga pemerintah
Berdasarkan hukum tata
negara, tata niaga politik, tata krama. Tak perlu ujar ringan tunjuk hidung
orang bermartabat. Banyak skenario, praktik demokrasi, pasal modus, TKP yang
mirip dengan fakta sejarah.
Bersyukur, modal
Pancasila menjadikan bangsa ini merasa wajib menjadi negara multipartai. Demi pemerataan
kekuasaan. Banyak pihak tepuk dada. Merasa
banyak jasa dan punya andil sebagai tukang cetak gol. Di gawang lawan. Melempar
isu ke sekutu yang pada posisi aman untuk cetak gol.
Kultus individu, vested interest atau predikat senada. Muncul di
masa transisi Orde Lama ke Orde Baru. Kata siapa kalau serdadu identik dengan
sang presiden. Ada malah menandingkan antar angkatan bersenjata.
Kehendak sejarah, yang
mana dimana sang pengayom masyarakat naik kasta menjadi centéng penguasa. Demi dalih,
dalil kawal nusa. Apa arti nyawa rakyat.
Tidak ada pasal yang
menetapkan sebagai hal nista. Sekedar dérét kata kunci. Mulai dari bénténg, centéng
akhirnya bikin hati énténg. Énténg diténténg. Ingat asas tanggung rénténg.
Namanya nikmat politik,
nikmat dunia. Rakyat klas rakyat cukup menikmati sebagai dirinya. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar