Halaman

Jumat, 04 Oktober 2019

syahwat politik nusantara, pendèrèk panguwasa vs penjaga pemerintah


syahwat politik nusantara, pendèrèk panguwasa vs penjaga pemerintah

Berdasarkan hukum tata negara, tata niaga politik, tata krama. Tak perlu ujar ringan tunjuk hidung orang bermartabat. Banyak skenario, praktik demokrasi, pasal modus, TKP yang mirip dengan fakta sejarah.

Bersyukur, modal Pancasila menjadikan bangsa ini merasa wajib menjadi negara multipartai. Demi pemerataan kekuasaan.  Banyak pihak tepuk dada. Merasa banyak jasa dan punya andil sebagai tukang cetak gol. Di gawang lawan. Melempar isu ke sekutu yang pada posisi aman untuk cetak gol.

Kultus individu, vested interest atau predikat senada. Muncul di masa transisi Orde Lama ke Orde Baru. Kata siapa kalau serdadu identik dengan sang presiden. Ada malah menandingkan antar angkatan bersenjata.

Kehendak sejarah, yang mana dimana sang pengayom masyarakat naik kasta menjadi centéng penguasa. Demi dalih, dalil kawal nusa. Apa arti nyawa rakyat.

Tidak ada pasal yang menetapkan sebagai hal nista. Sekedar dérét kata kunci. Mulai dari bénténg, centéng akhirnya bikin hati énténg. Énténg diténténg. Ingat asas tanggung rénténg.

Namanya nikmat politik, nikmat dunia. Rakyat klas rakyat cukup menikmati sebagai dirinya. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar