#balaMukiyo, penguasa promo Pancasila vs rakyat
praktik Pancasila
Disparitas atau predikat
yuridis formal lainnya tentang pasal penguasaan, pemilikan, pengunaan,
pemanfaatan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi nasional. Kian dirumuskan secara akademis. Masih kalah wibawa dengan
formulasi pakai bahasa politik. Pokoknya sesuai praktik demokrasi.
Pihak yang tak hafal
Pancasila, apalagi menyanyikan lagu wajib Garuda Pancasila langsung mendapat
stigma anti 4 Pilar Kebangsaan, Kenegaraan MPR RI. Pancasila Sakti mampu
menghantarkan penguasa tunggal Orde Baru liwat 6x pemilu. Golkar yang bukan,
belum parpol mampu menjadi tunggangan politik yang mumpuni.
Padahal, hukum masyarakat
berlaku, siapa saja yang karena panggilan tugas, mau tak mau semangkin menjauh
dari habitat rakyat. Akan masuk wilayah hukum berbanding lurus, maka ybs akan
semangkin meninggalkan dan memanggalkan sila-sila Pancasila. Soal mulai sila
pertama atau sebaliknya, atau secara acak, belum ada rilis resmi pemerintah.
Di landasan, di akar
rumput, menu harian rakyat oleh media asing dianggap sebagai pelaksanaan
sila-sila Pancasila. Tak perlu acara seremonial dalam bentuk. Luput liputan
awak media berbayar. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar