Halaman

Kamis, 17 Oktober 2019

Beban Ganda Campuran Pasca 2024

Beban Ganda Campuran Pasca 2024

Namanya pergerakan politik, dinamis dan susah ditebak. Di atas kepentingan masih ada kepentingan lain yang seolah tampak lebih dominan. Oposisi merapat ke koalisi pemerintah 2019-2024, sebagai strategi mewujudkan kepentingan dominan dimaksud.

Pelaku politik – bahkan petugas partai – kendati masuk klas nasional, masih bak katak di bawah tempurung nusantara. Belajar dari sejarah, maka kesempatan terakhir sangat menentukan masa depan bangsa dan khususnya penguasa.

Dua kali pilpres 2014 dan 2019, mengundang keprihatinan anak bangsa pribumi nusantara. Seolah tidak ada pengkaderan, pencetakan cikal bakal pemimpin nasional. Sisi lain, memunculkan dikotomi supremasi sipil vs dominasi militer.

Jadi, 2019-2024 sebagai transisi, pancaroba, penggodokan, ajang laga saing bebas. Pemain lama tidak akan tampil. PR besar, tercatat:

Pertama, pihak penguasa berupaya bisa sampai jatuh tempo. Memperkuat barisan dengan sistem pertahanan dan keamanan dengan asas monoloyalitas. Takut bayang-bayang sendiri, jangan sampai pasca 2024 terjadi kilas balik sejarah. Wajar jika sudah menyiapkan “pengganti” atau pihak yang ramah dengan masa lalunya.

Kedua, demi persatuan, kesatuan dan keutuhan Indonesia, diperlukan korban perasaan dari pihak yang masih cinta NKRI. Nuansa politik menjadi agama, malah sebagai seleksi alami. Tidak salah jika berpolitik merupakan bagian integral praktik agama Islam.

Kita wajib belajar dari masa depan. Kapan lagi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar