Halaman

Rabu, 13 Januari 2021

tragedi bencana politik latén berlapis

tragedi bencana politik latén berlapis

“Gali lubang tutup lubang” mendapat pengkayaan. Maksud pemirsa, fakta membuktikan “atasi aksi teroris jalanan dengan gaya teroris konstitusional”. Frasa “main hakim sendiri” sudah jauh ditinggal zaman serba instan. Berkembang multimakna menjadi “main polisi keroyokan”. Sehingga hukum sulit melacak bukti tampang pelaku utama. CCTV di tempat kejadian perbuatan melawan hukum sedang aplusan.

 Komposisi dan proporsi apa saja yang menentukan nilai sebuah partai politik. Semua hanya hitung mundur dari kalkulasi politik, dengan target akhir adalah berhala reformasi 3K (kuasa, kuat, kaya). Politik tak pandang bulu, jenis gender, asal usul, silsilah, trah darah, martabat pantat atau kriteria lainnya. Asal sudah masuk kandang parpol, siap jadi apa saja.

 Mengandalkan otak dan akal sehat manusia, dengan mendayagunakan produk jasa TIK, manusia merasa bisa mempersingkat jarak, menyamakan waktu, meniadakan batas dan sekat ruang. Peruntukkan anggaran demokrasi untuk mengeliminasi bencana politik, maksud kata adalah mitigasi bencana politik akibat tangan manusia.

 Dengan aksi lain, efektivitas kontrak politik plus kontak politik. Jalan bebas hambatan berbayar menjadi ajang laga penyerapan anggaran kenyamanan hidup berpancasila. Tepo sliro, guyub plus rukun bermasyarakat karena sumber galian sila-sila masih melekat erat. Menjadi menu harian. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar