Halaman

Kamis, 07 Januari 2021

pene(m)bus dosa politik masa lalu

 pene(m)bus dosa politik masa lalu

 Padahal, secara moral kenegaraan dosa politik penguasa tidak bisa dipidana. Diminta diminta bagi hasil dosa politiknya, malah minta imbalan dua periode.

 Kondom dipakai pasangan suami isteri (pasutri) dalam melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) sebagai pengatur jarak kehamilan. Sesuai perkembangan peradaban dan tantangan zaman, dengan alasan kesehatan, medis atau klinis kondom menjadi multifungsi, multiguna, multimanfaat.

 Aturan pakai kondom tidak mewajibkan pemakai adalah pasutri. Pembagian kondom oleh pemerintah untuk berbagai dalih, dalil dan kepentingan moral politik. Seolah tampak memang sebagai tindakan, gerakan aksi preventif, namun mengabaikan norma agama. Walhasil pembagian kondom sama artinya dengan pemerataan dosa.

 Indonesia mencatat rekor fantastis, spektakuler, ngédan-ngédani. Betapa sejak reformasi yang bergulir dari puncak suksesnya, 21 Mei 1998, terjadi dagelan politik tingkat tinggi. Reputasi, prestasi bebas pingitan Orde Baru mampu menghadirkan bencana politik secara tersamar.

 Presiden ketiga RI yang secara konstitusi sebagai pelanjut presiden kedua RI sampai akhir periode. Berkat ahli politik, pemilu yang sesuai jadwal tahun 2002 dipercepat menjadi 1999. Hasilnya, presiden keempat RI, diangkat dan sekaligus digusur oleh MPR RI. Wapres kedelapan RI, otomatis menjadi presiden kelima RI di sisa periode 1999-2004.

 Mene(m)bus dosa generasi masa depan. Sebutan generasi yang berdasarkan rentang usia, batasan umur tak berlaku di nusantara. Asupan gizi politik menyebabkan tak ada beda ujaran maupun olok-olok politik antara anak ingusan dengan penyandang gelar akademis. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar