Halaman

Senin, 11 Januari 2021

nusantara ber-ragam plus beragama

 nusantara ber-ragam plus beragama

Berkat ramuan dedaunan pekarangan sendiri, maka edisi “mental-mentul”, anak bangsa tampak cerdas ceria luar dalam. Energi kebangsaan nasionalisme berkedaulatan, menjadi menu politik harian. Tak ada yang merasa jagoan. Karena semua berfeminim ria. Maunya tampil bak ibu Pertiwi yang gemulai bak penari perut. Efektivitas kenakan masker standar WHO. Wajah bebas paparan sinar sang surya.

 Merasa di kandang sendiri, tidak pakai tatap muka lawan baku mulut. Merasa jawara menang w.o. Atau tuan rumah tidak perlu ikut babak seleksi. Unjuk diri hasil banding, sanding, tanding cukup bilang pihak lain ecek-ecek, abal-abal. Lupa riwayat diri selaku ayam sayur. Jago kandang juga bukan. Modal kokokkan di atas norma berkenormalan.

 Kembali ke alam calistung. Modal hafalan jurus elak dan lari dari kenyataan hidup. Nama diri identik adab bermanusia unggul plus seutuhnya. Kata bang haji, yang haram saja menjadi langka. Terjebak di kudran haram-haram. Ruang di antara sumbu tegak axis haram dan sumbu datar ordinat haram. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar