fokus diri di jalan lurus
Betapa ketika umur kita berhenti sesaat, memberi kesempatan evaluasi diri. Bukan sekedar acara tanya jawab peruntukkan, kemanfaatan umur sejauh ini. Bukan sesi hitung-hitungan raihan nikmat dunia. Atau dengar pendapat paparkan keluhan diri tanpa bercermin. Merasa sudah berbuat banyak, sarat muatan amal mulia harian. Merasa berhak mendapat imbalan.
Memposisikan diri, mematut diri dimana bumi dipijak, hidung tetap sukses dengang fungsi utama maupun fungsi sampingan yang tidak ada tuntunannya. Martabat kelimuan manusia melaju di jalan bebas hambatan, merasa berkebebasan murni tanpa syarat. Proses harian cari temu jalan lurus. Asal hasil hari ini terukur lebih banyak ketimbang kemarin, baru muncul rasa syukur. Soal minimalis atau basa-basi, bukan urusan pemirsa.
Sifat égoséntris pemirsa memantapkan keakuan, kekedirian bahwasanya dengan ridho-Nya bisa tetap berada di jalan lurus, jalur khusus, lajur sesuai status terkini, Bahwa malam ada di sepertiga akhir. Waktu mustajab jaga diri tetp eksis di jalan-Nya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar