Halaman

Kamis, 07 Januari 2021

renung diri tanpa termenung-menung

 renung diri tanpa termenung-menung

 Kata warga saat lihat rumah kami sedang direnovasi. Disayangkan tanaman hias, pepohonan khas daerah terkorbankan. Walau sebagian sudah diamankan, dipajang depan rumah tetangga yang kosong. Tukang bangunan ke bahan bangunan, peralatan saja tidak merasa memiliki. Apalagi tanaman yang bisa dijumpai dimana saja. Semakin diingatkan, ybs semakin ingat-ingat bahwa “keahliannya” diperhitungkan.

 Kendati jam terbang, rekam jejak tukang dan atau kenek, lebih dari setengah umur terakhirnya. Ditambah pengalaman bangun rumah tinggal atau bangunan sekarakter. Tidak serta masuk kategori ahli. Selaku pekerja lepas, tidak pakai sertifikasi. Pihak pemberi kerja atau yang punya kerja, tidak banyak komplain, komentar. Tidak mau ramai.

 Kemajuan teknologi buatan manusia memacu memicu daya serap penuntut ilmu formal teknik bangunan atau arsitektur. Penemuan material, bahan bangunan disertai kemajuan peralatan. Membuat kreasi tukang terbatas sesuai yang pernah dilakukan. Cara begini saja bangunan bisa jadi. Tiap sabtu terima bayaran, bagi yang kerja harian.

 Jangan persoalkan dedikasi dan edukasi tukang. Kita sejatinya adalah “tukang” yang masih butuh doyan uang. Tanpa batas umur produktif. Presiden saja butuh duit. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar