Halaman

Minggu, 03 Januari 2021

hadirkan dirimu di masa lalu, agar kehidupan lebih nyata

hadirkan dirimu di masa lalu, agar kehidupan lebih nyata

 Penggila masa lalu, justru dengan dalih melegalkan pewarisan nikmat dunia. Menjadi gila berhala reformasi 3K (kuasa, kuat, kaya). Sumber daya politik nusantara, khususnya sejak era reformasi, terasa tak pernah diperhitungkan di skala bilateral. Indeks garapan global kian mengungkap betapa nusantara. Energi nusantara terkuras buat pembenaran masa lalu.

 Keberuntungan beruntun masih memihak anak manusia nusantara. Berkat asupan ideologi bangsa naik strata menjadi 4 pilar berbangsa dan bernegara. Frasa ‘bermasyarakat’, tanpa format politik atau praktik demokrasi aneka versi. Soal ada masyarakat masuk bursa relawan sang ”pahlawan tanpa lawan”, yang karena jasanya. Sampai masyarakat klas buangan yang dengan sigap gagah berani berolok-olok politik.

 Selaku bangsa besar karena jumlah populasi penduduk nomor empat dunia, efek domino alih peradaban, dari sistem feodal langsung masuk kata sistem pemodal. Secara sadar diri anak bangsa pribumi nusantara menyandang majority with minority mentality (mayoritas tetapi dengan mental minoritas). Bukan karena tidak percaya diri. Terbukti di tahun politik 2018 dan 2019, bagaimana lagak bin galak kawanan loyalis penguasa menghadapi frontal lawan politik atau pihak beda pilihan.

 Strategi masa depan dirumuskan secara politis. Masa lalu selalu ada di depan mata. Mengingat rumusan sukses politik yang dicita-citakan sejak dalam kandungan. Maka pihak serakah bumi tidak mau berkata bahwa telah mengkuasai, memiliki, meggunakan, memanfaatkan jabatan politik. Semua raihan, panen nikmat dunia sebagai imbalan atas kinerja duduk manis tanpa keringat diri. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar