taruhan dosa politik, demi nikmat pantat
Negara maju macam Amerika Serikat, praktik demokrasi tidak hebat-hebat amat. Mungkin karena pelaku politik hanya dua partai politik. Sistem pemilihan presiden memang didesain ala negara serikat. Jadi, nusantara layak bangga sampai mulut ternganga. Betapa sebutan negara multipartai, aneka haluan bebas ideologi bebas.
Sinyalemen atau sanggahan malaikat atas penciptaan manusia selaku khalifah di muka bumi oleh-Nya. Indikasi awal bahwasanya manusia sampai babak akhir umur bumi, tak jauh-jauh dari watak dasar kemanusiaan. Rasa kemanusiaan muncul karena merasa lebih manusia dibanding manusia sejenis. Merasa lebih manusiawi dengan derajat ideologi. Merasa lebih unggul karena beda kadar politik.
Walhasil, aparthéid alias politik pembedaan warna kulit tersamar oleh film. Gambaran kehidupan politik nusantara, bukan gambar hidup alias film. Semangat api revolusi mental, sigap melibas lawan politik, siap melindas kamar sebelah, siaga menebas pihak yang bersebarangan, sedia menindas siapa saja sesuai tarif. Di atas pantat masih bercokol pantat multipihak.
Niat terselubung mendasari langkah awal pembentukan partai politik. Ideal kata satu provinsi satu partai politik. Ibarat kompetisi, seleksi nasional bal-balan dimulai dari laga tarkam. Sah-sah saja, tak ada larangan partai politik sebagai perusahaan keluarga, badan hukum milik trah notonegoro. Miulai dari nol, malah semakin serakah. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar