Halaman

Minggu, 17 Januari 2021

ganti presiden ganti bencana

 ganti presiden ganti bencana

 “Supremasi kulit putih” menjadi salah utama barang dagangan kampanye pilpres AS. Adu cerdas plus adu nyali dua partai politik, lebih memanfaatkan sentimen negatif, rasa bangga berlebih penduduk, warga negara setempat. Walhasil, aparthéid alias politik pembedaan warna kulit tersamar oleh film. Wakil presiden berasal dari India, bukti ringan politik di negara majupun pakai rumusan “siapa saja bisa menjadi apa saja”.

 Revolusi mental peradaban lebih dikarenakan “ada dalang di balik kursi presiden”. Presiden bisa hanya selaku simbol demokrasi lokal negara. Sebutan “uncle Sam” bukan tanpa makna dan fakta sejarah. Mafia segala mafia bercokol sigap libas, tebas, tindas 24 jam. Penganut paham asas berkebebasan nusantara, mempercayai keyakinan vs meyakini kepercayaan. Bentuk lain kebebasan berkeyakinan vs keyakinan berkebebasan. Mudah sangka hasil penerawangan dunia lain.

 Kawanan manusia bebal nusantara berpolitik praktis. Penganut fanatik paham fatalisme. Karakter kedudukan akal sehat yang margin, ambang bawah; potensi diri terkontaminasi, terbelenggu sejak dini; kebebasan menggunakan otak sendiri diikat oleh dogma, doktrin politik dan loyalitas tunggal. Masih ada uji bela bangsa, setia kepada partai atau loyal ke penguasa. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar