Halaman

Minggu, 03 Januari 2021

merasa bisa BAB berkat dorongan

 merasa bisa BAB berkat dorongan

 Pengunaan daya akal sehat manusia cerdas nusantara. Kalau tidak mengalami suatu peristiwa, babakan perkara oleh diri sendiri secara mandiri, belum percaya siapa yang punya dan menentukan acara. Masih saja ada penyangkalan bahkan menyepelekan ikhwal bermaksud dan bertujuan.

 Rutinitas berkehidupan skala harian, tidak serta merta menghasilkan adat harian. Konflik  internal harian kalau tidak dicerdasi dengan seksama, hanya akan mengulang kesalahan dan atau dosa yang sama. Begitulah dasar budi perkerti manusia yang merasa aman di zona bawah tempurung protokol kebangsaan.

 Pengalaman sesuai saran alinea pertama. Ketika itu masuk babakan sinyal saatnya ybs BAB kurang pakem. Kendati pola makan nyaris rutin tiap 12 jam. Utamakan jelang lelap malam. Agar bisa terjaga sigap di sepertiga akhir malam. Namun kiranya, walau ada menu utama dirasa perlu perkuatan menu lain. Cerna perut tetap stabil. Puasa sunah dengan niat karena-nya. Bukan niat sehat.

 Kepala terasa goyang tanpa sebab yang terukur. Tidak bisa main asas praduga kurang pasokan gizi dalam negeri. Ingat teori antrian, semisal bayar e-toll. Prosesi sang sopir bercekatan tangan, makan waktu tidak sesuai asas efektivitas. Pengalaman tertentu membuktikan. Usai teguk minuman hangat, diluar duga malah menjadi pemacu, pemicu perilaku BAB. Apalagi usai santap sarapan satu porsi nasi kompolit. Tidak pakai lama akan berurusan dengan jambang keluarga. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar