hak aklamasi demokrasi multipartai
Baik atau buruk, bagus atau jelek, benar atau keliru, betul atau salah berdasarkan kaidah praktik demokrasi multipartai adalah ditentukan suara terbanyak. Secara aklamasi, voting atau adu suara. Bukan sesuai ketentuan agama atau norma yang berlaku di masyarakat. Begitulah jadinya, untuk melihat seperti apa demokrasi atau praktik nyata sistem politik, jangan pakai kaca mata moral.
Walhasil, siapa yang memperolah suara pemilih terbanyak, berarti yang baik, bagus, benar, betul. Pemenang pesta demokrasi segala jenis, merasa punya hak paling besar, paling banyak. Juara umum otomatis merasa berhak mendapat jatah utama, porsi terbesar, bagian terbanyak
Perjalanan sejarah nasional semakin mewujudkan praktik republik monarki tanpa daya sarat gaya. Pembagian kekuasaan akan menentukan modus pemilihan umum. Sudah kebaca. Model hitung mundur. Seperti menulis sejarah. Bukti lapangan, fakta konstitusional ditentukan di awal, baru disusun narasinya. One man one vote identik dengan penggelembungn suara. Koq bisa. Namanya politik yang ahli keahliaan apapun. Koq téga. Namanya politik harus punya rasa serbatéga, anékatega, mégatéga di atas peradaban nusantara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar