berani pantat takut jidat
Saking banyak pantat dan atau pasangan pantat yang perlu kedudukan konstitusional, maka pasal salah kursi menjadi sumber sengketa, biang bencana politik. Bebasan “wedi rai wani silit”. Sampel pihak yang “takut wajah berani dubur”. ‘Takut pada waktu berhadapan, tatap muka, tidak takut pada waktu tidak berhadapan. Karakter manusia pengguna aktif media sosial arus suka-suka.
Kata wani mengandung makna ‘sikap batin, daya batin yang mantap, yakin diri plus dan percaya diri saat menghadapi tantangan, bahaya dan kenyataan hidup’. Peribahasa penyerta “berani karena banyak, takut memang karena penakut”. Semboyan manusia politik merasa aman, nyaman, tenteram, adem ayem ayom tenterem marem bareng sesama kawanan. Pamer bego sejak dianggap dekat orang partai.
Peribahasa untuk mendeskripsikan ucap, sikap dan tindakan seseorang atau sebentuk manusia yang terlalu berani, asal berani, tetapi kurang pertimbangan akal sehat. Dibahasakan menjadi “kaduk wani kurang deduga”.
Gadhangan jago patohan. Calon ayam-jantan bertuah. Maksud baik dengan niat, itikad mulia bahwasanya wong Jawa diharapkan pemberani dan teguh pada pendirian. Dapat menjadi teladan dan contoh. Setiap wong Jawa, apalagi yang lanang tenan, diharapkan kuat dan penyandang watak berani yang di atas rata-rata. Masalahnya, generasi priya tulang lunak tampak gagah dengan ujaran bebas. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar