nasib rakyat tergantung nikmat pantat penguasa
Efektifitas, kemanfaatan daripada pesta demokrasi nusantara terukur secara kasat mata sesuai peta politik. Karakteristik kursi politik nusantara berdasarkan kategori, kontekstual. Kian tinggi resiko, rasa nikmat, rasa puas, rasa kenyang semakin turun. Berbanding lurus dengan ketagihan, kecanduan, tergila-gila sampai gila utuh, bulat, luar dalam. Temuan fakta lapngan, nasib petani ditentukan oleh bukan petani.
Dalam hitungan hari, penguasa memprakirakan peruntungan nasib diri. Urusan rakyat serahkan kepada sentimen postif, permintaan pasar global, tekanan eksternl, sinyal kuning. Padahal sudah berlaku dalil bernegara “utamakan nikmat pantat abaikan nasib rakyat”.
Tak perlu pakai jasa lembaga survei berbayar, pilih paket khusus, sesuai pesanan khusus. Media asing bukannya tak peduli. Mereka tahu diri tak akan mengotori tangannya. Penanganan penyakit politik nusantara menjadi hak prerogatif pemerintah setempat. Kesempatan dan peluang pihak asing sigap incar. Tinggal tunggu sinyal, lampu merah kedaruratan. Sejarah tak sekedar berulang lebih konstitusional. Muncul varian baru, subversi teranyarkan yang kebal obat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar