Halaman

Senin, 11 Januari 2021

negeri pelapor

 negeri pelapor

 Maknawi sekali jika hidung tidak mungkin bau keringat sendiri. Lebih bermakna, mata kuping manusia mampu tembus diri. Sampai dunia lin. Tahu ”ini” siapa yang kentut di kerumunan massa. Tahu modus ujaran nista yang resmi tersiar di media massa arus masuk. Tahu pihak mana penebar penabur berita fasik. Lebih daripada itu, selaku relawan sigap pasang badan, tampang garang, berhak mendapat jatah kursi konstitusi.

 Merasa sudah bertarung, berlaga, berjuang bela yang bayar. Hasilnya hanya proyek terima kasih. Padahal, daya politik mereka “lemah lembut”, diajak makan siang, angan-angan langsung berdetak kian membubung, melambung. Watak lentur inlander mudah dininabobokan. Sedikit disanjung dengan pujian, kepala membesar sampai jidat sesak.

 Ironis binti miris. Petugas politik segala ukuran kepala, jidat tinggi, lebih mengandalkan kepalan tangan. Gamang bombay hadapi agresi pandemi covid-19 berkelanjutan. Pemerintah kian ahli merekayasa fakta, memanipulasi jalan lurus babak akhir periode penutup. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar