imajinasi demokrasi nusantara, di atas kertas vs rekayasa fakta
Berkebutuhan khusus, berkeperluan tertentu sampai berkepentingan spesialis menjadikan anak cucu keturunan trah silsilah politik darah merah kian alergi, apriori, antipati terhadap wujudan demokrasi. Gerakan aksi nasional berkementalan baja ringan tahan goncangan, anti goyangan membuat masa lalu tak pernah berlalu. Masa depan sekedar ungkapan.
Minimalisasi energi berkedirian demi meraih derajat kursi konstitusi notonegoro. Pewaris masa lalu sarat ambisi politik tuna laras. Semakin disanjung kian melambung. Komodifikasi (commodification) politik menjadi penentu nasib bangsa dan negara selama satu periode. Merupakan produk unggulan agresi pandemi covid-19 plus.
Politik slilit karena susah diungkit. Penguasa dengan ringan hati menetapkan plus menerapkan kebijakan impor kedelai pakan, bukan pangan. Pembuktian “bukan bangsa tempe” terus digulirkan sampai akhir zaman. Tradisi kepolitikan nusantara sedemikian bebas dari ikatan moral peradaban. Mental inferior di depan pemodal politik tetap terjaga. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar