negeri sejuta plus satu kasus
Kepedulian seorang anak manusia pada hakikat angka, bilangan, nomor sangat ketergantungan. Bukan sekedar pada umur berapa hari ini. Terasa pada satuan waktu tahun. Bertambahnya umur, usia dimaknai dengan gaya tanpa gaya. Gaya hafalan diduga banyak penyuka. Dikaitkan dengan pernasiban diri, apa arti sebuah angka.
Angka sebagaimana huruf, selalu pasti. Hasil paduan yang tidak pasti dan memang tidak harus pasti. Rumus hitungan menggunakan angka. Rumus huruf, kata melahirkan rumusan kehidupan. Paduan antar rumus beda mazhab, haluan menghasilkan rumus serba multi. Semakin rumit rumus, kian sulit menguraikan soal, problem, masalah kehidupan.
Semakin banyak tenaga manusia mendorong satu fakta ke fakta lain yang lebih ranum, bernas. Malah boros energi kemanusiaan. Tenaga kerja tetap diasumsikan turun-temurun pihak yang bekerja pakai tenaga. Pesepak bola dunia multi talenta karena mampu menggunakan kepalanya untuk mencetak goal ke gawang lawan. Bukti ringan lain ada pesepak bola dengan kepala(n)nya mampu mengendalikan arah laju.
Anak bangsa manusia nusantara sejak lahir. Mengandalkan dukungan suara meraih jabatan formal. Kebalikan dengan kinerja, asal hasil akhir sesuai rencana, modal sudah cukup puas. Tanpa modal keringat sendiri mampu duduk manis di kursi daulat rakyat. Pratanda angka bukan sekedar simbol. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar