Halaman

Sabtu, 30 Januari 2021

dudu kanca dudu mitra yèn ora ana negara malah

dudu kanca dudu mitra yèn ora ana negara malah

 Skenario optimis berdasarkan fakta historis, #nusantara berpancasila, trah agawé negara bubrah itu doeloe. Berlakulah ungkapan bebas dan berlaku kapan-kapan saja, “hukum untuk generasi pewaris masa depan, politik buat generasi pewaris masa lalu”.

 Semangat nusantara bermajuan tanpa batas zaman, seusai  al-muhafazhah ‘alal qadimis shalih wal ijad bil jadidil ashlah”, atau memelihara yang baik dari masa lalu dan menciptakan yang terbaik dari masa kini. Kekerasan zaman masih bergulir ke segala arah sesuai skenario global yang menentukan, mendikte modus domestik keindonesiaan.

 Sisi kelam kampanye hitam, politisi butuh dana vs pengusaha butuh kebijakan publik. Karakter dasar sebagai negara yang masih, sedang, selalu, akan berkembang adalah:

Pertama. Butuh dana yang tak terhitung untuk meraih kekuasaan.

Kedua. Butuh biaya yang tak teranggarkan untuk mempertahankan kekuasaan.

Ketiga. Butuh modal pembangunan negara yang ‘tak terduga’ selama menjalankan kekuasaan

 Jangankan partai politik jebolan zaman penjajah. Parpol debutan gres tenan, kinyis-kinyispun bisa langsung tanpa sungkan menghitamkan sejarah (politik) nasional. Pakai gaya menempel penguasa agar tampak jinak-jinak buaya. Perilaku tampang menghiba-hiba oknum ketua umum demi raihan kursi. Target tak sesuai laku rendah budi, tak berbalas. Langsung balik adab. Pakai wajah aseli, watak dasar, ambisi kalkulasi.

 Rakyat sudah kenyang, jenuh plus nek makan asam garam kehidupan. Kendati ada garam impor khusus untuk indistri. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar