tiyang wingi soré nanging ora kesorén
Sekedar main kata bahasa Jawa. Tidak ada niatan, maksudan lain selain bentukan kalimat sarat makna, kalau terjadi. Soal ada pihak lain merasa tergugah naluri, insting pemakluman, pemahaman. Itu yang dituju secara berjenjang. Kemungkinan muncul tafsir beda tipis, asas asasi, wajar selama kepala masih eksis.
Setuju jika ada pihak malah bisa meng-upgrade menjadi kalimat multitafsir. Lebih berkelas dan mudah diterima oleh kerumunan sosial kelas bebas. Produktivitas pengguna aktif bahasa resmi lebih ke arah pengganda ujaran bebas proses etika moral. Penguasa sengaja jaga pelihara tim liar penista adab berpancasila. Alat penguasa “mentung nyilih pentungan liyan”.
Produk sampingan praktik politik nusantara segala haluan aliran dan atau arus, adalah membikin lebih mudah perkara yang memang sudah dipermudah oleh kebijakan alam. Arus balik politik belok kiri boleh langsung adalah “siapa saja bisa mendadak tidak menjadi siapa-siapa”. Kontradiktif jika oknum anggota dinilai “berjasa” pada stabilitas dapur partai. Jika ybs terjegal kasus pidana demi partai, aman-aman saja.
Kewajiban moral anak bangsa besar di negeri sendiri, secara sadar berkebangkitan merasa ke-diri-annya nyata jika masuk pusaran sistem politik. Babak pamungkas ketika merasa asing dengan diri sendiri. ketika aksi tangan kanan tidak harmonis dengan kontrol tangan kiri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar