Halaman

Senin, 26 November 2018

uber nikmat dunia dengan jual diri


uber nikmat dunia dengan jual diri

Judul terasa berlebihan, bombastis. Juga tidak. Juga tidak konotatif atau terkesan negatif, miring. Secara filosofis memang demikianlah halnya. Maknai ‘jual diri’ dengan cakrawala yang luas. Orang berilmu lebih mulia tidak mengunakan ilmunya untuk dirinya sendiri. Ilmu jangan dibawa mati sia-sia.

Ilmu yang bermanfaat bagi sesama umat,  menyebabkan menjadikannya sebagai amal tak terputus ketika kita meninggal.

Memperdagangkan ilmu untuk kepentingan dunia, sebagai hal yang ditegaskan oleh Allah swt liwat Al-Qur’an.

Raih, uber, kejar nikmat dunia dengan bekal ilmu, pengetahuan, keahlian. Orang menjadi bingung tangan ketika si HP-nya sedang turun mesin. Namun tanpa modal ijazah, sertifikat halal, tak terkira anak bangsa pribumi tulen yang sukses dunia. Berkat keringat diri.

Semakin ilmu bertambah. Bagaimana tahunya. Semakin lemah daya ingat. Karena Allah sedang menyiapkan, membuka wawsan diri kita untuk ingat masa depan setelah fase ajal. Nikmat mana lagi yang akan kau dustakan. [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar