uber
nikmat dunia dengan jual diri
Judul terasa
berlebihan, bombastis. Juga tidak. Juga tidak konotatif atau terkesan negatif,
miring. Secara filosofis memang demikianlah halnya. Maknai ‘jual diri’ dengan
cakrawala yang luas. Orang berilmu lebih mulia tidak mengunakan ilmunya untuk
dirinya sendiri. Ilmu jangan dibawa mati sia-sia.
Ilmu yang
bermanfaat bagi sesama umat, menyebabkan
menjadikannya sebagai amal tak terputus ketika kita meninggal.
Memperdagangkan
ilmu untuk kepentingan dunia, sebagai hal yang ditegaskan oleh Allah swt liwat
Al-Qur’an.
Raih, uber,
kejar nikmat dunia dengan bekal ilmu, pengetahuan, keahlian. Orang menjadi
bingung tangan ketika si HP-nya sedang turun mesin. Namun tanpa modal ijazah, sertifikat
halal, tak terkira anak bangsa pribumi tulen yang sukses dunia. Berkat keringat
diri.
Semakin ilmu
bertambah. Bagaimana tahunya. Semakin lemah daya ingat. Karena Allah sedang
menyiapkan, membuka wawsan diri kita untuk ingat masa depan setelah fase ajal. Nikmat
mana lagi yang akan kau dustakan. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar