loyalis penguasa vs
nasionalis loyang
Dari segi bahasa, judul tak perlu dijabarkan,
diutarakan, diketengahkan agar mudah dicerna. Beruntung sedikit, dari aspek
peribahasa, mirip dan menjadi ‘ada loyang di balik emas’.
Kehidupan dunia. Daripada menulis tanpa ilmu, kita
simak kandungan (QS Al Hadiid [57] : 20) : “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan
suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
Tolok ukur keberhasilan, kesuksesan manusia politik
cukup sederhana. Dimulai sebagai elit parpol. Lanjut sukses sebagai wakil
rakyat, kepala daerah. Paling megah jika bisa jadi kepala negara. Wakil rakyat
dan atau kepala daerah bisa bertahap, berjenjang.
Semakin bergelut dengan nikmat dunia, manusia
politik semakin merasa sukses dan berjasa bagi bangsa dan negara. Merasa bisa
menentukan nasib masa depan bangsa. Total kopral, semakin banyak merasa. Tak elok
jika dipaparkan di ajang mulia ini.
Wajar jika manusia politik amat sangat merasa bisa,
bukan bisa merasa. Sudah sinyalemen di kandungan (QS Huud [11] : 15) : “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami
berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.”
Wajar jika satu periode dirasa cepat dan dirasa
kurang. Akhirnya mereka memasuki ikhwal (QS Ibrahim [14] : 3) : “(yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan
akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan
agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.”
Memang tidak sebegitunya. Sejarah yang membuktikan.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar