Halaman

Selasa, 06 November 2018

generasi medsos korban ujung jari tangan sendiri


generasi medsos korban ujung jari tangan sendiri

Keblusuk dalam memanfaatkan media sosial. Maunya sok tahu, sok gagah tampil diri liwat aneka ujaran kebencian, kebohongan, penistaan diri. Sudah diduga hasilnya yaitu tidak ada manfaat. Bahkan menggerogoti jatah jiwa harian.

Orang yang lebih baik diam, tutup mulut daripada berkoar hanya mencelakakan diri sendiri, bisa terkena imbas. Menguap lupa tutup mulut, terlihat oleh pihak yang gatal telinga, langsung diterjemahbebaskan. Membersihkan slilit tanpa senyum, bisa mengundang rasa curiga rekan terdekat.

Gerakan mengupil secara diam-diam, bisa memancing kebencian mata yang ikut menikmati. Bukan takut tak kebagian. Iri tanda tak mampu. Orang lebih terangsang dengan apa yang dilihat dan atau apa yang didengar. Belum ada peringkat resmi.

Namun, tak perlu disayangkan. Olah jiwa, tata jiwa anak bangsa pribumi yang ramah teknologi – khsuusnya TIK – semakin menambah kompleksitas duka bangsa. Obat mujarabnya dengan cara mengumpulkan mereka dalam satu pulau kecil, terpencil. Membentuk habitat. Bisa juga terapi sederhana dengan menyatukan komunitas mereka dalam satu partai politik.

Tak terasa walau nyata, efek domino revolusi mental menjadikan indra peraba manusia dan atau orang Nusantara menjadi semakin multifungsi, multimanfaat, multiguna. Meringankan tugas iblis dan kroninya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar