bela
Indonesia dengan ujaran kebajikan
Ujaran
ringan tanpa isi ki dalang Sobopawon: “bukan salah bunda mengandung”. Acap diucap
saat melihat adegan yang menggelikan. Ketika oknum penguasa tampil penuh wibawa.
Demi menjaga martabat diri, dilengkapi dengan aneka ujaran berbasis kamus
politik.
Asli kejawaannya
dibuktikan dengan menggunakan kosa kata Jawa. Maksud cerdas mulut malah
sebaliknya. Membeberkan komposisi kandungan lokal daya akal. Di pihak lain ada
pihak yang dengan bangga menggunakan nama kerabatnya, dari kawanan fauna.
Lengkap
sudahlah lalu lintas suara Nusantara dijejali ujaran yang ramah dan gagah. Beda
jiak berhadapan dengan pihak asing macam TKA, pengemplang pajak yang inap di
negara lain, investor politik maupun manusia ekonomi dari etnis bukan mata
keranjang.
NKRI
terkenal subur aneka sumber daya alam. Soal rakyat makmur sudah terwakili,
tidak harus merata. Manusia politik, petugas partai sebagai pelaku usaha di
bidang pemerintahan masih terbelenggu kebodohan ideologi. Sebetulnya bukan
dungu-dungu banget. Kebanyakan lebih suka menghabiskan stok ideologi
peninggalan sejarah.
Tahun politik
akhir periode 2014-2019, rakyat dengan sabar menanti, menunggu sampai stok
aneka ujaran dari penguasa dan antek-anteknya tuntas. Mereka akhirnya akan
menjadi sampah masyarakat, tinggal disukabumikan. Disatukan dengan Ibu Pertiwi
sesuai amal ucapannya. Sebelumnya akan diberi gelar penghargaan atas
perjuangannya melalui mulut dan tangan.
Sikap rakyat
siap, sigap, siaga dengan pemerintahan mulai dari nol. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar