Halaman

Kamis, 15 November 2018

bela Indonesia dengan ujaran kebajikan


bela Indonesia dengan ujaran kebajikan

Ujaran ringan tanpa isi ki dalang Sobopawon: “bukan salah bunda mengandung”. Acap diucap saat melihat adegan yang menggelikan. Ketika oknum penguasa tampil penuh wibawa. Demi menjaga martabat diri, dilengkapi dengan aneka ujaran berbasis kamus politik.

Asli kejawaannya dibuktikan dengan menggunakan kosa kata Jawa. Maksud cerdas mulut malah sebaliknya. Membeberkan komposisi kandungan lokal daya akal. Di pihak lain ada pihak yang dengan bangga menggunakan nama kerabatnya, dari kawanan fauna.

Lengkap sudahlah lalu lintas suara Nusantara dijejali ujaran yang ramah dan gagah. Beda jiak berhadapan dengan pihak asing macam TKA, pengemplang pajak yang inap di negara lain, investor politik maupun manusia ekonomi dari etnis bukan mata keranjang.

NKRI terkenal subur aneka sumber daya alam. Soal rakyat makmur sudah terwakili, tidak harus merata. Manusia politik, petugas partai sebagai pelaku usaha di bidang pemerintahan masih terbelenggu kebodohan ideologi. Sebetulnya bukan dungu-dungu banget. Kebanyakan lebih suka menghabiskan stok ideologi peninggalan sejarah.

Tahun politik akhir periode 2014-2019, rakyat dengan sabar menanti, menunggu sampai stok aneka ujaran dari penguasa dan antek-anteknya tuntas. Mereka akhirnya akan menjadi sampah masyarakat, tinggal disukabumikan. Disatukan dengan Ibu Pertiwi sesuai amal ucapannya. Sebelumnya akan diberi gelar penghargaan atas perjuangannya melalui mulut dan tangan.

Sikap rakyat siap, sigap, siaga dengan pemerintahan mulai dari nol. [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar