Halaman

Kamis, 15 November 2018

energi Indonesia tersedot untuk menyesuaikan diri


energi Indonesia tersedot untuk menyesuaikan diri

Efektivitas tol laut semakin membuat laut Indonesia menjadi ajang bebas perdagangan bebas dunia. Truk peti kemas harus pandai-pandai menyatu dengan lalu lintas umum di jalan tol. Terasa nyata di jalan kawasan ibukota negara dan daerah penyangganya. Acapkali truk angkutan barang dan bis berjajar di semua lajur.

Pihak atau sisi lain, pengguna lalu lintas pemerintahan sibuk dengan jaga diri, jaga jarak dan jaga wibawa. Tahun politik 2018 sudah menghasilkan aneka kejadian peristiwa yang butuh jalur khusus. Tepatnya, jangan disatukan dengan pergerakan rakyat yang masih alami. Masyarakat yang masih mempraktikkan tata krama bermasyarakat.

Preman jalanan, penguasa malam hari, penguasa kawasan komersial menjadi lebih terorganisir. Secara historis eksistensi kawasan etnis menambah dinamika bangsa. Mau tahu tata krama penguasa atau pemerintah, lihat kinerja mereka.

Gonang-ganjing perseteruan antar manusia politik tanpa ujung pangkal. Tanpa sadar dan terencana, efek nyata semakin menggilanya generasi medsos. Generasi tanpa batasan usia, warna bulu, kadar otak dan jenis kelamin atau alat vital.

Vitalitas anak bangsa pribumi menjadi modal harian untuk laga di sembarang tempat. Hiruk-pikuk tahun politik tak beda jauh dengan hingar-bingar musim kucing kawin. Di mana saja, kapan saja. Karena praktik 24 jam.

Asupan gizi mengandalkan beras petani dalam negeri, kurang nendang. Sarapan habis untuk cek status. Menunggu free lunch sampai senja, tetap sabar. Tahu-tahu sudah tengah malam. [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar