energi
Indonesia tersedot untuk menyesuaikan diri
Efektivitas
tol laut semakin membuat laut Indonesia menjadi ajang bebas perdagangan bebas
dunia. Truk peti kemas harus pandai-pandai menyatu dengan lalu lintas umum di
jalan tol. Terasa nyata di jalan kawasan ibukota negara dan daerah
penyangganya. Acapkali truk angkutan barang dan bis berjajar di semua lajur.
Pihak
atau sisi lain, pengguna lalu lintas pemerintahan sibuk dengan jaga diri, jaga
jarak dan jaga wibawa. Tahun politik 2018 sudah menghasilkan aneka kejadian
peristiwa yang butuh jalur khusus. Tepatnya, jangan disatukan dengan pergerakan
rakyat yang masih alami. Masyarakat yang masih mempraktikkan tata krama
bermasyarakat.
Preman
jalanan, penguasa malam hari, penguasa kawasan komersial menjadi lebih
terorganisir. Secara historis eksistensi kawasan etnis menambah dinamika
bangsa. Mau tahu tata krama penguasa atau pemerintah, lihat kinerja mereka.
Gonang-ganjing
perseteruan antar manusia politik tanpa ujung pangkal. Tanpa sadar dan
terencana, efek nyata semakin menggilanya generasi medsos. Generasi tanpa batasan usia, warna bulu, kadar otak dan jenis kelamin
atau alat vital.
Vitalitas
anak bangsa pribumi menjadi modal harian untuk laga di sembarang tempat.
Hiruk-pikuk tahun politik tak beda jauh dengan hingar-bingar musim kucing
kawin. Di mana saja, kapan saja. Karena praktik 24 jam.
Asupan
gizi mengandalkan beras petani dalam negeri, kurang nendang. Sarapan
habis untuk cek status. Menunggu free lunch sampai senja, tetap sabar.
Tahu-tahu sudah tengah malam. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar