Halaman

Jumat, 16 November 2018

Sigap Rakyat Nusantara Mulai Dari Nol


Sigap Rakyat Nusantara Mulai Dari Nol

Rakyat tersebar di Nusantara, mempunyai pakem atas versi kehidupan yang dilakoninya. Sumber kehidupan masih diwarnai rasa guyub, rukun, tepo sliro, gotong royong. Tak goyah oleh ulah penguasa lokal yang mengedepankan kepentingan partai politik.

Soal rakyat tak bisa menghindar dari penjajahan bangsa asing liwat beras impor, buah impor, garam dapur impor, bahan baku kue, roti (gandum) impor, diyakini sebagai konsekuensi logis. Masyarakat wajib mendukung tata kehidupan berbangsa dab bernegara.

Bangsa sendiri yang meneguk keuntungan di balik kebijakan impor, dianggap sebagai jasa mereka atas pengabdiannya kepada negara. Penyelenggara negara yang berjibaku melebih panggilan tugas Ibu Pertiwi. Semakin berjasa semakin terukur nikmat dunianya. Tak perlu melakukan korupsi dan pasal sejenis lainnya.

Mengendalikan nasib rakyat, artinya rupiah atau uang akan datang sendiri. Antri hari demi hari. Sekali lagi, tak perlu main hisap. Modal intimidasi konstitusional, apapun akan datang dengan sendirinya.

Semakin merasa banyak pihak yang memuja, memujinya, semakin melambung. Bak burung bebas terbang di sangkar yang tinggi. Tambah periode terbang, karena dianggap tak pailit, tetap tak akan keluar dari sangkarnya. Pengendali jalannya sangkar tak terlihat dari dalam.

Ketika penyakit politik sudah klimaks. Rakyat jenuh dengan aneka ujaran bela diri. Pihak penebar, penabur fitnah dunia bangian integral propaganda penguasa. Semakin dibangga-banggakan semakin nyata belangnya.

Rakyat tetap memihak pada penguasa yang tak lupa muka sendiri. Soal penggunaan hak pilih pada Rabu, 17 April 2019, jelas sudah punya pilihan yang jelas. Tak akan mengulang kesalahan dan dosa yang sama di 2014-2019. [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar