Halaman

Minggu, 25 November 2018

ketika cermin tetangga rusak, lawan kata vs kata lawan

ketika cermin tetangga rusak, lawan kata vs kata lawan

Bagaimana menyikapi diri ketika sedang bingung tak ketulungan. Bahasa mana. Pokoknya nyambung. Nyambung ora nyambung, sing penting dong. Ini bisa jadi judul olahkata di sisa akhir periode tahun politik 2018.

Ketika kita dicaci plus dimaki, jangan balas dengan pasal yang sama. Sambut dengan senyum persahabatan. Ketika kita dibentak jangan langsung ciut nyali. Ketika kita disanjung agar tersandung. Peribahasa lokal “ikut arus jangan sampai terbawa arus”.

Jalanan milik bersama. Sesama pengguna seolah sudah tidak ada kode etik. Klas bebas, main bebas vs bebas main. Pemotor yang memakai pelindung kepala dan penutup wajah, bebas berimprovisasi. Kondisi ini lanjut ke lembaga negara. Antar penyelenggara ada acara laga bebas.

Kue nasional yang dibagi habis sampai wadahnya. Bukan sekedar ukuran kue. Lebih pada informasi kandungan gizi, komposisi. Agak bingung untuk mengutarakan.

Di lapangan, di tempat kejadian perkara, di lokasi atau asal-muasal bencana politik. Mufakat untuk musyawarah. Serahkan kata sepakat kepada kekuatan pasar. Tangan tak terlihat, itulah yang mendominasi peradaban politik Nusantara.

ketika cermin tetangga rusak, lawan kata vs kata lawan [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar