nilai tukar generasi
medsos, ilmu padi vs ilmu kondom
Belum ada lembaga survei tanpa survei, paket survei
hemat berbayar sesuai pesanan dengan pola hitung mundur. Bahwasanya, setiap
kabupaten/kota terwakili generasi media sosial (medsos). Walau mungkin tidak
semua provinsi ada. Aspek lain, malah bisa sampai tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lainnya.
Sejarah 2014-2019 membuktikan bahwa genereasi
medsos menjadi kelompok elit. Jangan heran, semacam petugas partai atau
presiden, tampak riang jenaka ber-medsos. Entah motiv dan bentuk tayangannya. Penulis
belum pernah melihat.
Logikanya, jika medsos merontokkan wibawa negara,
pasti diratakan dengan tanah. Jangan-jangan medsos dipelihara oleh negara
dengan segala aneka ujarannya. Sebagai alat politik yang berdaya duna, berhasil
guna.
Bukan stigma. Bukan apriori. Membentuk generasi
yang masuk kategori ada tak terasa
kemanfaatannya, tak ada tak ada yang merasa kehilangan.
Kehendak sejarah. Selain disebutkan di atas, ikhwal
petugas partai, kawanan atau generasi medsos memang ‘ora iso disanak’. Didadéké konco malah
nyatèk. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar